Kontruksi PLTU BATANG Akan Membutuhkan Ribuan Tenaga Kerja

Dibaca 235 Kali

Kontruksi PLTU BATANG Akan Membutuhkan Ribuan Tenaga Kerja
Laporan Suara Merdeka

PORTALBATANG.COM, Batang – Proyek pembangunan PLTU Batang saat hingga saat ini masih terus berjalan, PLTU Batang yang memiliki kapasitas 2×1.000 megawatt ini sudah menyerap ribuan tenaga kerja. Tenaga kerja PLTU Batang ini mayoritas berasal dari dalam negeri dan juga dari lokal di wilayah Kabupaten Batang.

Seperti yang PORTALBATANG lansir dari SUARA MERDEKA, Hal tersebut dikatakan Presiden Direktur PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) Takashi Irie pada wartawan di Hotel Sendangsari, Batang, Kamis (2/3).

“Dari data per minggu lalu atau 24 Februari, total tenaga kerja yang terserap di proyek PLTU Batang sebanyak 1.831 orang/hari,” ujarnya.

Takashi menjelaskan, 1.831 orang tersebut terdiri dari 1.776 tenaga kerja Indonesia (97 persen) dan 55 tenaga kerja asing (3 persen). Dari 1.776 tenaga kerja Indonesia terdiri dari 758 orang warga Kabupaten Batang dan dari kota lainnya sebanyak 1.018 orang. Takashi menambahkan, saat ini belum merupakan puncak pembangunan konstruksi PLTU.

BACA JUGA  THR Kramat Mulai Menggeliat Kembali, Ini Daftar Acara “HIBURAN” di Batang Mei 2017

“Kami perkirakan puncaknya pada 2018. Akan ada sekitar 7.000 sampai 8.000 pekerja yang terserap dalam pembangunan PLTU. Dari jumlah tersebut, porsinya sama 3 persen dari tenaga kerja asing dan selebihnya merupakan tenaga kerja Indonesia. Ini juga menjadi komitmen kami di mana akan melibatkan sebanyak mungkin tenaga kerja lokal,” katanya.

Saat ini, lanjut Takashi, proses pembangunan konstruksi PLTU Batang sudah mencapai 22 persen. Proyek yang dimulai Juni 2016 ini telah sudah memasuki pemasangan tiang pancang yang akan digunakan untuk pemasangan mesin, turbin, boiler, generator, pembangunan jetty, dan proses lainnya. PT BPI menargetkan proses tahapan pembangunan konstruksi bisa mencapai 40 persen pada tahun ini.

“Kami optimistis pembangunan konstruksi PLTU senilai 4,2 miliar dollar AS ini akan selesai 2020 atau sesuai target yang telah ditentukan, yaitu Desember 2020,”
katanya.

Terkait teknologi, Takashi menegaskan, PLTU Batang menggunakan teknologi canggih yang ramah lingkungan yakni ultra super critical (USC). Dengan teknologi ini,
efisiensi panas yang lebih tinggi oleh USC memungkinkan konsumsi batubara dan emisi C02 yang lebih rendah. PLTU Batang mencapai efisiensi 7 persen lebih tinggi dari PLTU subcritical, konsumsi batubara lebih rendah 517.000 ton, emisi CO2 lebih rendah 900.000-C02/tahun.

“Emisi polutan udara yang ada juga lebih rendah dengan menggunakan low nox burner, fabric filter dan flue gas desulfurization,” tambahnya.

Direktur PT BPI W Adjinugroho mengatakan, berbagai program penanganan dampak sosial telah dilakukan PT BPI di lingkungan sekitar proyek PLTU. Seperti pemberian dana kompensasi sosial, lahan pengganti pertanian, penciptaan lapangan kerja melalui program corporate social responsibility (CSR) dan program-program lainnya.

“Program lahan pengganti bertujuan memberi pendapatan baru pada 218 petani penggarap. BPI menyediakan 32 hektare di dekat lokasi pembangkit listrik. Satu
petani penggarap dialokasikan lahan seluas sekitar 1.200 m2. BPI juga membangun dan memperbaiki saluran irigasi untuk program lahan pengganti,” tandasnya.(*)

Suara Merdeka / Portal Batang

Komentari – Centang untuk Berbagi

Komentar