Belum Optimal, Madu Pramuka Penjualannya Melibatkan Warga Lokal
Laporan Eko Sulistyanto, Portal Batang
PORTALBATANG.COM, BISNIS – Madu Pramuka merupakan salah satu unit usaha yang dimiliki oleh Kwartir Nasional Pramuka Indonesia. Sejak 1971, Madu Pramuka sudah mulai beternak madu dengan menyebar bibit lebah di kebun milik Persoan Terbuka Perkebunan (PTP) Siluwok IX yang berada di Desa Plelen Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang.
“Awalnya 25 kotak lebah yang disebar mampu berkembangbiak dengan pesat, dilanjutkan dengan berkantor sementara di rumah warga hingga pada 1983 mendirikan gedung kantor di Dukuh Tlahad Desa Kutosari di sisi jalan raya,” ungkap Taufiqurrohman selaku Kepala Bagian Umum Madu Pramuka Gringsing, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang (20/4/17).
Dijelaskan Taufiq, Madu Pramuka beternak lebah dengan sistem menyewa kebun milik warga untuk lebah berkembangbiak dan mencari makan dengan menghisap bunga sesuai kebun tempat kotaknya dikembangbiakan.
“Kami tidak hanya beternak lebah di wilayah Gringsing, demi variasi biji atau daun yang dihisap lebah, maka kami juga sebar kotaknya di berbagai kota seperti Jepara, Kudus, Pati dan lainnya,” tutur Taufiq.
Varian madu yang dijual di Madu Pramuka Gringsing antara lain kapuk, karet, kelengkeng, rambutan dengan harga berkisar dari Rp. 20,000-Rp. 200,000.
“Kerjasama dengan peternak lokal juga kami lakukan dalam hal pemasaran produk,” pungkas Taufiq.
Muhammad Anwar selaku Kepala Seksi Produksi Madu Pramuka menambahkan terkait produksi dimulai dari identifikasi musim bunga dan menyebarkan ‘pasukan’ lebah untuk memproduksi madu.
“Jika dalam masa paceklik biasanya diberi stimulus, dan saat musim panen raya sebulan bisa mencapai 2 kali panen,” tutur Anwar. (*)
Komentari – Centang untuk Berbagi