Batang – Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus menerjang Indonesia. Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat angka yang mengkhawatirkan: 24.036 pekerja telah kehilangan pekerjaan hanya dalam kurun waktu 1 Januari hingga 23 April 2025. Angka ini merupakan sepertiga dari total PHK sepanjang tahun 2024 yang mencapai 77.965 orang. Kondisi ini memicu desakan kepada Presiden Prabowo untuk segera melakukan perombakan kabinet.
Muhammad Sutisna, Co Founder Forum Intelektual Muda, menyoroti situasi ekonomi yang semakin memburuk di tengah stabilitas politik nasional. Menurutnya, badai PHK diprediksi akan terus berlanjut di tengah ketidakpastian ekonomi global dan perang dagang. Ia menekankan pentingnya penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai penopang perekonomian nasional.
"Kinerja tim ekonomi saat ini masih jauh dari harapan. Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 hanya sekitar 4,7 persen, di bawah 5 persen," ungkap Sutisna dalam keterangannya, Selasa (6/5/2025). Ia mendesak pemerintah untuk lebih fokus pada sektor ekonomi, khususnya investasi, industri, dan perdagangan.
Related Post
Sutisna secara tegas meminta Presiden Prabowo untuk segera melakukan reshuffle kabinet. Menurutnya, dibutuhkan menteri-menteri yang lebih proaktif dalam menarik investasi, mengembangkan industri, dan memasarkan produk Indonesia di pasar internasional. Ia secara khusus menyoroti perlunya Menteri Perdagangan yang cekatan dan memiliki kemampuan negosiasi yang kuat.
"Mendag harus berani melakukan proteksi terhadap serbuan barang impor ilegal dan memastikan produk dalam negeri tetap kompetitif," tegas Sutisna. Ia bahkan mengusulkan nama Harvick Hasnul Qolbi, mantan Wakil Menteri Pertanian, sebagai figur yang tepat untuk posisi tersebut, mengingat pengalaman dan kemampuannya. Kondisi ini menjadi tantangan serius bagi pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam mengatasi krisis PHK dan memperbaiki kinerja ekonomi nasional.
Leave a Comment