PEMALANG – Banjir rob yang melanda 10 desa di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, membuat Bupati Anom Widiyantoro turun langsung ke lokasi, Sabtu (24/5). Tak hanya meninjau, Anom bahkan berjalan kaki melewati genangan air tanpa menggunakan perahu karet, menyaksikan langsung dampak kerusakan yang terjadi.
Lebih dari sekadar genangan, rob yang sudah terjadi sejak 2019 ini telah menghancurkan sejumlah aset penting. Satu kawasan wisata lenyap ditelan air pasang, lahan pertanian dan perkebunan melati terendam, dan tambak di Desa Kertosari, Blendung, Mojo, dan desa lainnya mengalami kerugian besar.
Keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) membuat Pemkab Pemalang kesulitan membangun infrastruktur penahan rob yang memadai. Oleh karena itu, Bupati Anom mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah pusat. Ia berharap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dapat berkolaborasi mengatasi masalah ini.
Related Post
"Kami berharap dampak negatif banjir rob ini bisa segera diatasi dan diminimalisir. Dukungan dari Kementerian PUPR, Wamen PUPR, dan seluruh stakeholder di Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat dibutuhkan," ujar Bupati Anom.
Upaya penanggulangan telah dilakukan Pemkab Pemalang bersama warga setempat melalui pembangunan tanggul secara swadaya. Namun, upaya tersebut terbukti belum cukup efektif menahan derasnya gelombang yang terus menggerus daratan.
"Penanganan yang lebih serius dan masif sangat dibutuhkan karena dampak ekonomi bagi masyarakat sangat luar biasa dan ini tidak bisa dibiarkan," tegasnya. Bupati Anom berharap kejadian ini menjadi perhatian serius pemerintah pusat untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang.
Leave a Comment