Pemalang – Aksi mogok massal para sopir truk yang menolak kebijakan Zero Over Dimension and Overload (ODOL) berbuntut panjang. Pasar Induk Buah dan Sayur Pemalang kini dilanda kelangkaan dan lonjakan harga komoditas sayuran. Kondisi ini terpantau sejak Kamis (19/6) hingga Jumat (20/6).
Para pedagang mengeluhkan minimnya pasokan sayur dari petani. Erwin, salah satu pedagang di pasar tersebut, menyatakan kesulitan mendapatkan barang karena pengiriman terhambat akibat demo. "Harga naik, nggak ada bongkaran, sopirnya pada demo. Jadi stoknya nggak masuk, pasar lenggang banget," keluhnya.

Suasana pasar yang biasanya ramai dengan aktivitas bongkar muat sayur, kini terlihat sepi. Halaman kios-kios pedagang pun tak lagi dipenuhi karung-karung sayuran. Bagus Hudi Laksono, pedagang sayur lainnya, membenarkan hal tersebut. Ia bahkan mengungkapkan harga sayur melonjak hingga dua kali lipat.

Related Post
"Pengirim nggak ada yang mau kirim barang. Katanya malu sama teman-teman sesama sopir, mau ikut demo. Semua harga sayur dari wilayah selatan naik, yang tadinya Rp 4.000 jadi Rp 8.000," jelas Bagus.
Para pedagang berharap pemerintah segera menemukan solusi atas permasalahan larangan ODOL agar pasokan sayur kembali normal dan harga dapat stabil. Lonjakan harga ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat dan mengancam kelancaran distribusi bahan pangan di Pemalang. Kondisi serupa diperkirakan terjadi di berbagai wilayah Jawa Tengah.
Leave a Comment