Desa Cangkuang Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menjadi contoh inspiratif dalam mengatasi masalah sampah dan akses kesehatan. Kunci keberhasilannya? Integrasi Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dengan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan sistem pengolahan sampah yang inovatif.
Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, usai meninjau langsung Poskesdes dan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di desa tersebut pada Kamis (15/5/2025). Zulhas menekankan potensi besar Kopdes Merah Putih dalam menjangkau layanan kesehatan di pedesaan. Menurutnya, dengan integrasi sekitar 30 ribu Poskesdes dan 20 ribu Puskesmas Pembantu yang ada, hampir 50 ribu desa akan tercakup dalam layanan kesehatan yang lebih mudah diakses. "Jadi kalau ada masalah kesehatan langsung selesai di desa. Kalau kasusnya berat baru dirujuk ke kota," jelas Zulhas, seperti dikutip dari Portal Batang ID.

Lebih lanjut, Zulhas memberikan apresiasi tinggi atas pengelolaan sampah di Desa Cangkuang Wetan. Desa ini telah berhasil membangun incinerator sederhana, sebuah teknologi pembakaran sampah yang efektif mengurangi volume limbah. "Desa ini hebat! Incinerator mereka mampu mengatasi masalah sampah satu kecamatan, bahkan mampu mengolah 20-30 ton sampah per hari," pujinya.

Related Post
Keunggulan sistem pengelolaan sampah di Desa Cangkuang Wetan tidak hanya berhenti pada pengurangan volume sampah. Teknologi yang diterapkan juga menghasilkan kompos dan tepung maggot—produk sampingan yang bermanfaat sebagai pakan ternak dan pupuk perkebunan. Yang lebih menakjubkan, sistem ini juga mampu menghasilkan energi listrik dari sampah. "Dengan modal Rp400 juta, mereka bisa selesaikan masalah sampah satu kecamatan. Desa ini benar-benar maju dan hebat," pungkas Zulhas. Keberhasilan Desa Cangkuang Wetan ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Indonesia dalam membangun desa yang bersih, sehat, dan mandiri.
Leave a Comment