Kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai utusan khusus Presiden Prabowo Subianto dalam prosesi pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan menuai kontroversi. Presidium Forum Alumni Kampus Seluruh Indonesia (Aksi), Nurmadi H. Sumarta, mempertanyakan keputusan tersebut, menganggapnya tidak tepat.
Menurut Nurmadi, yang juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Solo, Prabowo seharusnya cukup mengutus tokoh Katolik terkemuka seperti Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, dan mantan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan. "Tak perlu melibatkan Jokowi," tegas Nurmadi kepada Portal Batang ID, Selasa (29/4/2025).

Alasannya? Nurmadi menyinggung status Jokowi sebagai finalis tokoh dunia kategori kejahatan terorganisasi dan korupsi versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) tahun 2024. Ia juga menambahkan, "Apalagi Jokowi sedang menghadapi kasus dugaan ijazah palsu dari UGM."

Related Post
Nurmadi menyarankan agar utusan berasal dari kalangan tokoh umat Katolik, misalnya dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) atau Keuskupan Agung Jakarta. Ia menyayangkan KWI dan Keuskupan Agung Jakarta tidak dilibatkan dalam proses pemilihan dan koordinasi kunjungan tersebut.
Patut dicatat, Presiden Prabowo mengirimkan empat utusan ke Vatikan: Jokowi, Thomas Djiwandono, Natalius Pigai, dan Ignasius Jonan. Keputusan ini kini menjadi sorotan publik, khususnya mengingat kontroversi yang menyelimuti penunjukan Jokowi.
Leave a Comment