Jokowi Diduga Bohongi Publik Soal Dosen Pembimbing Skripsi, Polisi Ditantang Bertindak!

Direktur Eksekutif Komisi Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3-I), Tom Pasaribu, menantang kepolisian untuk menangkap Presiden Jokowi. Tantangan ini muncul menyusul pernyataan kontroversial Jokowi terkait dosen pembimbing skripsinya di Fakultas Kehutanan UGM. Pasaribu mengklaim Jokowi telah memberikan informasi yang menyesatkan kepada publik.

"Jokowi menyatakan bahwa Pak Kasmudjo adalah pembimbing skripsinya. Padahal, Pak Kasmudjo sendiri telah secara terang-terangan membantah hal tersebut," tegas Pasaribu melalui keterangannya yang diterima Portal Batang ID, Jumat (16/5/2025). Pasaribu bahkan mengutip pernyataan Jokowi yang menyebutkan sering bertemu dengan Kasmudjo saat masa kuliah.

Menurut Pasaribu, pernyataan Kasmudjo yang memastikan dirinya bukan pembimbing skripsi Jokowi sudah cukup kuat sebagai dasar penangkapan. Ia menekankan bahwa kepolisian tidak perlu menunggu laporan masyarakat.

"Keterangan Pak Kasmudjo sudah sangat kuat. Polri tidak perlu menunggu laporan. Jika dalam waktu 72 jam Jokowi tidak ditangkap, maka seluruh pejabat Polri harus diganti. Ini demi menjaga kondusivitas negara," tandasnya. Pasaribu mempertanyakan komitmen Polri dalam mengayomi rakyat atau hanya tunduk pada kekuasaan.

Sebelumnya, pada Rabu (14/5/2025), Kasmudjo, di kediamannya di Pogung, Mlati, Sleman, DIY, secara tegas membantah pernyataan Jokowi. Ia menyatakan bahwa dosen pembimbing skripsi Jokowi adalah Prof. Sumitro. Kasmudjo menjelaskan perannya hanya sebatas pendamping, tanpa wewenang untuk memberikan materi kuliah. Pernyataan ini semakin memperkuat tudingan pembohongan publik yang dilayangkan kepada Presiden Jokowi.