PEMALANG – Angka pelecehan seksual terhadap perempuan di Kabupaten Pemalang menjadi sorotan Nur Afna Istiqomah, anggota Komisi A DPRD Kabupaten Pemalang. Di Hari Kartini, politisi perempuan ini menyerukan keberanian bagi para korban untuk melawan dan melaporkan pelaku ke jalur hukum.
Afna, yang berpengalaman mendampingi korban pelecehan, mengungkapkan kendala utama penegakan hukum dalam kasus ini adalah ketakutan korban untuk melapor. Banyak kasus, kata dia, berakhir damai tanpa proses hukum yang adil. "Sering kasus mandek di tempat dan berakhir damai karena korban ketakutan," tegasnya.
Oleh karena itu, bertepatan dengan Hari Kartini, Afna mengajak seluruh perempuan di Pemalang untuk berani melawan dan memproses kasus pelecehan secara hukum. Langkah ini, menurutnya, penting untuk menciptakan efek jera dan mencegah peningkatan kasus serupa.
Related Post
Pemerintah Kabupaten Pemalang, lanjut Afna, telah menyediakan bantuan hukum gratis, termasuk pendampingan hukum khusus bagi korban. Anggaran untuk program ini, kata dia, telah dialokasikan setiap tahun dalam APBD. "Pemkab punya bantuan hukum gratis, mohon dimanfaatkan sebaik mungkin untuk masa depan perempuan yang lebih baik," imbuhnya.
Afna menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan di era modern. Perempuan, katanya, bukan lagi sekadar pendamping laki-laki, melainkan memiliki peran dan ruang gerak yang luas di berbagai bidang. "Kita (perempuan) punya ruang, dan bila ada yang berani menyakiti perempuan saya juga yang paling terdepan membelanya," tegasnya. Ia berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi perempuan di Pemalang.
Leave a Comment