Mantan Menpora Roy Suryo kembali menyoroti proses penyelidikan dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi. Kali ini, sorotannya tertuju pada sebuah barang bukti yang dipresentasikan Bareskrim Polri: potongan koran Kedaulatan Rakyat (KR) edisi Jumat Kliwon, 18 Juli 1980. Koran tersebut, menurut Bareskrim, memuat pengumuman kelulusan ujian masuk Proyek Perintis I (PPI) Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1980, yang berkaitan dengan ijazah Jokowi.
Namun, Roy Suryo, melalui keterangan tertulisnya pada Rabu (11/6/2025), mencurigai keaslian koran tersebut. Ia menuding adanya kesalahan fatal dalam penanggalan Jawa yang tertera. "Jika memang autentik, seharusnya tertulis Jumat Kliwon 18 Juli 1980 (5 Pasa 1912)," tegasnya. Yang tertera di koran bukti tersebut, menurut Roy, adalah "Jumat Kliwon 18 Juli 1980 (5 Puasa 1912)".

Perbedaan terletak pada kata "Puasa" yang menggantikan "Pasa". Roy Suryo menekankan, dalam penanggalan Jawa, tidak ada bulan bernama "Puasa". Bulan ke-9 dalam penanggalan Jawa adalah "Pasa", yang bertepatan dengan bulan Ramadan dalam penanggalan Hijriah. "Kesalahan ini, sekecil apapun, sangat fatal dan menunjukkan adanya manipulasi pada barang bukti," ujar Roy.

Related Post
Ia bahkan mempertanyakan kredibilitas Kedaulatan Rakyat, yang menurutnya tak mungkin melakukan kesalahan sefatal itu, mengingat konsistensi penggunaan penanggalan Jawa dalam koran tersebut sejak tahun 1945. "Saya yakin KR yang asli di Yogyakarta tidak akan membuat kesalahan seperti ini," tegasnya.
Pernyataan Roy Suryo ini menambah daftar pertanyaan atas proses penyelidikan yang sebelumnya juga dipertanyakan oleh Rismon Hasiholan Sianipar dan dr. Tifauzia Tyassuma, yang meragukan keabsahan sejumlah bukti lain, seperti lembar pembayaran SPP, formulir registrasi, dan Kartu Hasil Studi (KHS) Jokowi.
Sebelumnya, Bareskrim Polri telah menghentikan penyelidikan atas laporan dugaan penggunaan ijazah palsu oleh Presiden Jokowi, dengan alasan tidak ditemukannya unsur pidana. Namun, dengan munculnya keraguan atas keaslian bukti-bukti yang diajukan, kasus ini tampaknya masih menyimpan misteri yang perlu diungkap. Roy Suryo pun mengakhiri pernyataannya dengan keyakinan bahwa kebenaran akan terungkap, "Teknologi akan membongkar kepalsuannya, dan Gusti Allah SWT tidak sare (Allah SWT tidak tidur)," pungkasnya.
Leave a Comment