Singosari, Malang – Ribuan warga Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, menyerbu pasar murah yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Selasa (13/5). Gubernur Khofifah Indar Parawansa, yang turut meninjau langsung kegiatan tersebut, mengatakan pasar murah ini merupakan bagian penting dari strategi mewujudkan ketahanan pangan dan menekan angka stunting di Jawa Timur.
Didampingi Bupati Malang Sanusi dan sejumlah pejabat terkait, Khofifah mengapresiasi antusiasme masyarakat yang begitu tinggi. "Alhamdulillah, antusiasme masyarakat luar biasa. Bahan pokok dijual jauh lebih murah dari harga pasar," ujarnya. Pasar murah ini, menurut Khofifah, dirancang untuk mengendalikan inflasi dan memastikan akses bahan pokok terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Beras premium dijual Rp 14.000/kg (harga pasar Rp 14.670/kg, HET Rp 14.900/kg), beras medium Rp 12.000/kg (harga pasar Rp 12.700/kg, HET Rp 12.500/kg), Minyakita Rp 13.000/liter (harga pasar Rp 16.000/liter, HET Rp 15.700/liter), gula pasir Rp 14.000/kg (harga pasar Rp 17.000/kg, HET Rp 17.500/kg), telur ayam ras Rp 22.000/kg (harga pasar Rp 26.200/kg, HET Rp 30.000/kg), bawang putih Rp 30.000/kg (harga pasar Rp 36.200/kg, HET Rp 38.000/kg), bawang merah Rp 30.000/kg (harga pasar Rp 35.200/kg, HET Rp 41.500/kg), dan tepung terigu Rp 10.000/kg (harga pasar Rp 10.600/kg).

Related Post
"Subsidi benar-benar sampai ke masyarakat yang membutuhkan," tegas Khofifah. Lokasi pasar murah yang strategis, dekat dengan permukiman warga, memudahkan akses bagi masyarakat.
Selain meninjau pasar murah, Khofifah juga membagikan telur kepada ibu hamil dan balita, serta beras kepada lansia. Langkah ini, menurutnya, untuk memastikan asupan gizi tercukupi dan mencegah stunting. "Jawa Timur saat ini berada di peringkat kedua terendah angka stunting setelah Bali, dan kita akan terus berupaya hingga angka stunting mencapai nol," tegas Khofifah.
Antusiasme warga terlihat jelas. Eka (20), seorang ibu hamil, mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah ini. "Alhamdulillah, saya sangat terbantu. Telurnya bisa juga untuk anak saya yang masih balita," tuturnya. Senada dengan Eka, Mariati (34) berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Dir. Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya Malang, Kepala KPH Malang, Perhutani Divre Jatim, Ka. UPT Pengelola Kawasan Hutan Universitas Brawijaya Malang, Camat Singosari dan Kades Klampok.
Leave a Comment