Surabaya, 7 Mei 2025 – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Hanif Faisol Nurofiq, memberikan apresiasi tinggi terhadap program pengelolaan sampah yang dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Apresiasi tersebut disampaikan dalam Forum Lingkungan Hidup Seluruh Indonesia bertajuk "Indonesia Darurat Sampah: Bagaimana Strategi Penanganannya?", sebuah rangkaian acara Musyawarah Nasional (MUNAS) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) 2025 di Surabaya.
Forum yang dihadiri perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dari 98 kota anggota APEKSI ini bertujuan meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah nasional, khususnya dalam mengatasi praktik pembuangan sampah terbuka (open dumping). Menteri Hanif menekankan urgensi percepatan pengelolaan sampah mengingat data nasional yang menunjukkan baru 39,1 persen sampah terkelola (sekitar 22,9 juta ton dari total 56,6 juta ton pada 2023). Target RPJMN 2025 sebesar 51 persen pun masih membutuhkan upaya ekstra.

"Ada gap 11 persen yang harus kita kejar dalam waktu singkat. Jika kita mampu mengatasi pengolahan sampah di kota-kota, pengelolaan sampah di Indonesia secara keseluruhan akan lebih mudah terselesaikan," tegas Menteri Hanif.

Related Post
Ia juga menyampaikan amanat Presiden Prabowo Subianto terkait komitmen serius pemerintah dalam penanganan sampah. Kementerian LHK akan segera meluncurkan gerakan nasional untuk mendukung Indonesia bersih dari sampah, bahkan dengan pengawasan langsung dari Presiden terhadap kinerja kepala daerah.
Keberhasilan Pemkot Surabaya dalam menargetkan 500 RW untuk memiliki pengelolaan sampah mandiri mendapat pujian khusus dari Menteri Hanif. Ia berharap model Surabaya ini dapat direplikasi di kota-kota lain untuk mencapai target nasional dalam dua tahun mendatang.
"Ini langkah serius. Keberhasilannya bergantung pada pendekatan yang tepat, pemahaman masyarakat, dan kolaborasi yang baik," tambah Menteri Hanif.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus APEKSI dan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengakui sampah sebagai salah satu permasalahan utama perkotaan. Ia berharap MUNAS VII APEKSI 2025 dapat menghasilkan inovasi dan solusi konkret dalam penanganan sampah. Eri juga menekankan pentingnya keberanian dan keterbukaan antar kota dalam berbagi pengalaman dan solusi.
"APEKSI harus menjadi jembatan bagi seluruh wali kota untuk berinovasi dan saling mendukung dalam mengatasi permasalahan sampah," ujar Eri.
Sebelum forum, peserta diajak mengunjungi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Harapannya, forum dan kunjungan lapangan ini menghasilkan rekomendasi strategis dan solusi konkret yang dapat diadopsi oleh pemerintah kota lain di Indonesia.
Leave a Comment