Jakarta, Portal Batang ID – Center of Economic and Law Studies (Celios) baru saja merilis hasil survei yang cukup mengejutkan terkait kinerja para menteri dalam satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Survei yang bertajuk "Pembagian Rapor Kinerja 1 Tahun Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka" ini dilakukan secara daring dan dipublikasikan pada Minggu (19/10/2025).
Hasil survei menunjukkan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menempati posisi teratas sebagai menteri dengan kinerja terburuk. Bahlil mendapatkan skor -151, jauh di bawah menteri lainnya yang dinilai kurang memuaskan.
"Menteri dengan kinerja buruk berdasarkan penilaian dari panel ahli itu ada Bahlil Lahadalia, kemudian Natalius Pigai, Raja Juli Antoni, Fadli Zon, Widiyanti Putri, sampai Supratman Andi Agtas," ungkap Peneliti Celios, Media Jayadi Askar.
Selain Bahlil, beberapa nama lain juga masuk dalam daftar menteri dengan kinerja kurang memuaskan. Menteri HAM Natalius Pigai memperoleh skor -79, disusul Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dengan skor -56, dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dengan skor -36.
Survei ini melibatkan 1.338 responden yang dipilih secara acak (multistage random sampling) pada periode 2 hingga 17 Oktober 2025. Menariknya, 120 di antaranya adalah jurnalis dari 60 perusahaan pers yang berbeda.
Celios menggunakan metode penilaian yang cukup komprehensif. Responden ahli diminta memilih tiga menteri dengan kinerja terbaik dan terburuk. Menteri dengan kinerja terbaik diberi poin 3 untuk peringkat pertama, 2 untuk peringkat kedua, dan 1 untuk peringkat ketiga. Poin ini kemudian dikurangi dengan skor dari tiga menteri dengan kinerja terburuk untuk menghasilkan peringkat akhir.
Penilaian kinerja didasarkan pada enam indikator utama, yaitu:
- Pencapaian program
- Kesesuaian rencana kebijakan dengan kebutuhan publik
- Kualitas kepemimpinan dan koordinasi
- Tata kelola anggaran
- Komunikasi kebijakan
- Penegakan hukum
Survei ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei nasional untuk mengukur persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan hubungannya dengan kebijakan pemerintah. Data dikumpulkan secara digital melalui iklan bertarget di Facebook dan Instagram, dengan memastikan representasi nasional. Teknik pembobotan statistik juga digunakan untuk menyesuaikan hasil survei dengan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS).
Hasil survei ini tentu menjadi catatan penting bagi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk melakukan evaluasi dan perbaikan kinerja, khususnya bagi para menteri yang mendapatkan rapor merah.