Pemalang – Warga di beberapa wilayah di Pemalang mengeluhkan kelangkaan gas LPG 3 kg (melon) sejak pertengahan Agustus lalu. Dinas Koperasi, Perindustrian, UMKM dan Perdagangan (Diskoperindag) Pemalang mengonfirmasi bahwa kelangkaan ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan gas melon untuk kebutuhan hajatan dan pengairan sawah.
"Memang benar, akhir-akhir ini banyak warga yang kesulitan mendapatkan gas melon," ungkap Anita Novi, Fungsional Bidang Perdagangan Diskoperindag Pemalang. "Kami sudah melakukan monitoring dan evaluasi, dan ternyata banyaknya hajatan dan musim tanam padi menjadi faktor utama kelangkaan," tambahnya.
Anita menjelaskan bahwa para petani banyak beralih menggunakan gas melon untuk mengoperasikan mesin pompa air sawah. Selain itu, meningkatnya jumlah hajatan di bulan Agustus juga menambah kebutuhan gas melon.
"Kami sudah mengajukan penambahan pasokan gas melon ke Pertamina," ujar Anita. "Kami berharap dengan penambahan stok, kelangkaan gas melon bisa segera teratasi," lanjutnya.
Namun, kelangkaan gas melon ini membuat warga resah. Fitri (43), seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Kebondalem, mengaku kesulitan mendapatkan gas melon selama beberapa minggu terakhir.
"Aneh banget, padahal kemarin hanya libur sehari waktu 17an, tapi kok malah sampai sekarang jadi langka," keluh Fitri. "Ini bukan pertama kalinya terjadi, tapi kok nggak ada solusi agar kelangkaan ini nggak berulang," tambahnya.
Diskoperindag Pemalang menghimbau masyarakat untuk membeli gas melon secukupnya dan tidak melakukan penimbunan. Mereka juga meminta para pedagang untuk tidak menjual gas melon dengan harga yang lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.
"Kami akan menindak tegas para pedagang yang menjual gas melon dengan harga di atas HET," tegas Anita. "Kami berupaya agar pasokan gas melon bisa kembali normal," tutupnya.