Jakarta, Portal Batang ID – Mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dikabarkan berpotensi menduduki posisi strategis di Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia). Isu ini mencuat setelah Jonan dipanggil Presiden Prabowo Subianto ke Istana Negara, memicu spekulasi tentang kemungkinan perombakan jabatan di tubuh lembaga investasi tersebut.
Iskandar Sitorus, Sekretaris Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW), mengungkapkan bahwa Jonan berpotensi menggantikan Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer Danantara. Menurutnya, penunjukan ini bertujuan untuk mencari solusi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan melalui skema business-to-business.

"Sangat mungkin Jonan diproyeksi menggantikan Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer Danantara. Jonan diminta menyelesaikan utang Whoosh oleh Danantara tanpa menggunakan APBN, tetapi melalui skema business-to-business seperti disampaikan Menkeu," kata Iskandar.
Iskandar juga menyinggung adanya "serangan psikologis" dari Luhut Binsar Panjaitan terhadap Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terkait penolakan pembayaran utang Whoosh menggunakan APBN. Selain itu, Luhut juga dikabarkan mengkritik keputusan Pandu Sjahrir, yang merupakan keponakannya, karena menginvestasikan dana Danantara di Surat Berharga Negara (SBN).
"Setiap pernyataan dan langkah Purbaya sudah pasti adalah sikap dan langkah Presiden. Sementara LBP (Luhut Binsar Panjaitan) seperti menjadi orang yang paling berkepentingan setelah masalah Whoosh dibuka Purbaya. Jadi untuk menetralisir agar utang Whoosh tidak dibayar menggunakan APBN, ada kebutuhan mengganti Pandu," tutur Iskandar.
Lebih lanjut, Iskandar menilai Jonan memiliki pemahaman mendalam tentang proyek Whoosh, bahkan sejak tahap perencanaan. Ia juga menyinggung pemecatan Jonan sebagai Menteri Perhubungan oleh Joko Widodo karena menolak proyek tersebut, yang kini berujung pada utang besar.
"Jonan memang bisa dianggap sosok yang pas menyelesaikan masalah Whoosh. Selain juga pengalamannya yang berhasil mengurus perkeretaapian kita. Dan saat ini KAI (PT Kereta Api Indonesia) berada di bawah pengelolaan Danantara," tukas Iskandar.
Selain Jonan, Presiden Prabowo juga memanggil Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin ke Istana Negara. AHY mengakui bahwa pertemuan tersebut membahas berbagai isu, termasuk permasalahan terkait proyek Whoosh.
Bobby Rasyidin menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Danantara dalam upaya menyelesaikan persoalan Whoosh. "Kami sudah berkoordinasi dengan Danantara sebagai holding dari KAI, lagi dibicarakan antara Danantara dengan pemerintah," pungkasnya.
