Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa disebut-sebut telah menyingkap berbagai permasalahan tersembunyi dalam pengelolaan keuangan negara di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal ini diungkapkan oleh mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, dalam sebuah wawancara yang dikutip dari YouTube Inews pada Kamis, 30 Oktober 2025.
Menurut Said Didu, Purbaya dengan gaya kepemimpinannya yang dianggap netral, telah membuka "kotak pandora" yang selama ini menyembunyikan berbagai kelemahan dalam kebijakan keuangan negara. Ia menyoroti praktik penarikan anggaran yang berlebihan dan pengelolaan dana ke daerah yang dinilai sangat buruk di masa lalu.

Sebelum Purbaya menjabat, Said Didu mengkritik mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati karena dianggap memonopoli kebenaran terkait kondisi keuangan negara. Ia mempertanyakan hasil dari kebijakan Sri Mulyani yang justru meningkatkan utang negara secara signifikan, dari Rp8.000 triliun menjadi Rp24.000 triliun, serta meningkatkan beban cicilan dan bunga utang.
Lebih lanjut, Said Didu menyoroti klaim pemerintah mengenai total utang negara hingga akhir 2024 sebesar Rp10.269 triliun. Ia berpendapat bahwa angka tersebut belum mencerminkan keseluruhan utang yang ada, termasuk utang BUMN, utang pensiunan, dan utang tertunda, yang jika digabungkan dapat mencapai Rp24.000 triliun.
"Maka ini kotak pandoranya dibuka (oleh Purbaya)," pungkas Said Didu, yang mengaku telah mengenal Purbaya sejak tahun 2008, seperti dilansir Portal Batang ID. Pernyataan ini memicu spekulasi dan perdebatan mengenai kondisi keuangan negara yang sebenarnya, serta implikasinya terhadap perekonomian Indonesia di masa depan.