Jakarta, Portal Batang ID – Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta relawannya mendukung pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka selama dua periode memicu berbagai interpretasi. Analis politik menilai, instruksi tersebut bukan sekadar dukungan, melainkan cerminan kekhawatiran Jokowi terhadap kelanjutan pengaruhnya di pemerintahan mendatang.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, berpendapat bahwa pernyataan Jokowi tersebut mengindikasikan keresahan terkait masa depan "kekuasaannya" serta posisi putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai Wakil Presiden.

"Ini lebih menggambarkan kerisauan Jokowi terkait masa depan kekuasaannya, baik soal Gibran atau mungkin posisi Jokowi sendiri," ujar Dedi kepada Portal Batang ID, Selasa (23/9/2025).
Dedi menambahkan, sebagai mantan presiden, Jokowi seharusnya tidak lagi melakukan intervensi terhadap pemerintahan Prabowo Subianto. Presiden terpilih memiliki hak prerogatif untuk menyusun kabinetnya sendiri. Oleh karena itu, Jokowi seharusnya menerima kenyataan bahwa dirinya tidak lagi menjabat sebagai Presiden RI.
"Jokowi belum secara penuh menerima jika ia bukan lagi Presiden, dan mengesankan masih ikut campur tangan terkait kondisi politik Tanah Air," tegasnya.
Sebelumnya, Jokowi secara terbuka memerintahkan para relawannya untuk memberikan dukungan penuh kepada pemerintahan Prabowo-Gibran selama dua periode. Instruksi ini sekaligus mengamini pernyataan Ketua Umum Relawan Bara Jokowi Presiden (Bara JP), Willem Frans Ansanay, yang sebelumnya telah menyatakan dukungan serupa.
"Sejak awal saya sampaikan kepada seluruh relawan seperti itu, untuk mendukung pemerintahan Pak Presiden Prabowo-Gibran dua periode," kata Jokowi kepada wartawan di Solo, Jumat (19/9/2025).
Pernyataan Jokowi ini memunculkan pertanyaan, apakah ini bentuk dukungan tulus atau justru sinyal bahwa ia merasa perlu untuk memastikan kelangsungan pengaruhnya di pemerintahan mendatang? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
