PEMALANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang tengah berupaya mewujudkan mimpi besar: membangun Sekolah Rakyat yang megah di atas lahan bekas Pabrik Gula Sumberharjo. Aset seluas 9 hektare yang dulunya milik PTPN 1 Regional 3 ini, rencananya akan dibeli oleh Pemkab untuk direalisasikan menjadi pusat pendidikan yang inklusif.
Kepala BPKAD Pemalang, Nur Aji Mugi Hartono, mengungkapkan bahwa inisiatif ini muncul setelah pemerintah daerah kesulitan menemukan lahan yang memenuhi kriteria untuk pembangunan Sekolah Rakyat. "Lahan milik kita (pemkab) tidak ada yang cocok. Setelah mencari, ternyata ada eks Pabrik Gula Sumberharjo milik PTPN 1 Regional 3. Rencana kita akan beli untuk kepentingan Sekolah Rakyat," jelasnya.

Lokasi bekas pabrik gula ini dinilai strategis karena memenuhi persyaratan yang diajukan, yaitu luas minimal 9 hektare, dekat dengan pusat kota, akses mudah, dan berada di pinggir jalan. Saat ini, PTPN sedang menghitung estimasi harga lahan tersebut. Pemkab Pemalang berencana melakukan pembayaran secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, menyambut baik rencana ini. Ia mengungkapkan bahwa Pemalang menjadi salah satu daerah prioritas untuk pembangunan Sekolah Rakyat karena tingginya angka anak tidak sekolah (ATS). "Sekjen Kemensos RI menyampaikan langsung ke kami bahwa Pemalang mendapatkan prioritas nomor satu untuk segera dibangun. Melalui Sekolah Rakyat ini, kami ingin memberikan kesempatan pendidikan bagi seluruh warga Kabupaten Pemalang khususnya bagi warga yang kurang mampu," ujarnya.
Diharapkan, kehadiran Sekolah Rakyat ini dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Pemalang dan memberikan akses pendidikan yang lebih luas bagi masyarakat. Lahan bekas pabrik gula yang dulunya terbengkalai, kini berpotensi menjadi simbol kemajuan pendidikan di Kabupaten Pemalang.