Jakarta, Portal Batang ID – Pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menyebut Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa keliru dalam membaca data subsidi energi, khususnya terkait LPG 3 kg, menuai reaksi dari warganet. Alih-alih mendukung, banyak warganet justru menyatakan kepercayaan mereka pada data yang disampaikan oleh Purbaya.
Pantauan Portal Batang ID di media sosial, berbagai komentar bernada dukungan terhadap Purbaya membanjiri kolom komentar sebuah unggahan berita. Akun-akun seperti @edy.kurniawan315, @asban_234, dan @ifatoha7 secara tegas menyatakan lebih percaya pada data yang disampaikan oleh Menkeu.

Bahkan, ada warganet yang mengaitkan perbedaan pandangan ini dengan latar belakang pendidikan keduanya. Akun @susilacahyono misalnya, menyinggung riwayat pendidikan Purbaya di ITB dan Purdue University, dibandingkan dengan latar belakang Bahlil.
Tak hanya itu, sebagian warganet juga menyuarakan harapan agar Bahlil segera diganti dari jabatannya sebagai Menteri ESDM. Akun @mahendrajaya83 misalnya, mempertanyakan "Kapan org ini diganti ya??????".
Sebelumnya, Bahlil menanggapi pernyataan Purbaya terkait selisih harga keekonomian LPG 3 kg dengan harga subsidi. Bahlil berdalih bahwa data subsidi masih dalam tahap finalisasi bersama Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
"Itu mungkin Menkeu salah baca data. Mungkin beliau belum dapat masukan yang tepat dari Dirjen maupun timnya," ujar Bahlil di Kantor BPH Migas, Kamis (2/10/2025).
Sementara itu, Purbaya menyebutkan bahwa harga keekonomian LPG 3 kg mencapai Rp42.750 per tabung. Dengan harga jual ke masyarakat hanya Rp12.750, terdapat selisih sekitar Rp30 ribu per tabung yang harus ditanggung oleh pemerintah. Perbedaan data ini memicu perdebatan publik dan sorotan tajam terhadap validitas data subsidi energi.