Semarang – Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah gencar mendorong pengembangan industri kuliner halal di wilayahnya. Langkah nyata yang diambil adalah penyelenggaraan “Jateng Halal Foodcamp 2024”, sebuah program edukasi dan pelatihan yang digelar dalam dua tahap: talkshow dan bootcamp. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan, mengakselerasi ekonomi syariah, dan menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat, khususnya para pelaku UMKM dan pondok pesantren.
Talk show bertajuk "Kuliner Kreatif Masa Kini: Inovasi, Peluang Usaha, dan Tantangan ke Depan" digelar di Hotel Tentrem Semarang, Rabu (20/11/2024). Acara ini dihadiri sekitar 150 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk UMKM kuliner, pondok pesantren, dan siswa SMK jurusan Tata Boga.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Tengah, Ndari Surjaningsih, menjelaskan bahwa program ini merupakan strategi untuk membina talenta muda dari pondok pesantren dan SMK. Mereka didorong untuk berkreasi dengan bahan pangan lokal khas Jawa Tengah, sekaligus mengolah komoditas pangan strategis guna mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Lebih jauh, Ndari menekankan pentingnya pengembangan ekosistem halal value chain di bidang olahan pangan sebagai kunci kemajuan ekonomi syariah dan pengendalian inflasi.
Talkshow tersebut menghadirkan narasumber inspiratif dari kalangan ahli kuliner dan pelaku usaha, antara lain Chef Mili Hendratno (Mil’s Kitchen), Askan Setiabudi (entrepreneur), dan Ismiyati (Superoti). Ketiganya berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada peserta, mengajarkan inovasi dan strategi dalam mengembangkan usaha kuliner halal.
Ndari juga menyoroti potensi besar pengolahan produk turunan komoditas pangan yang rentan terhadap inflasi, seperti cabai kering dan bawang merah pasta. Menurutnya, ini merupakan peluang usaha yang menjanjikan bagi UMKM sekaligus kontribusi nyata dalam menjaga stabilitas harga pangan. BI Jawa Tengah berkomitmen untuk memberikan edukasi secara masif agar masyarakat terbiasa mengonsumsi produk olahan yang sehat dan berkualitas.
Tahap kedua dari Halal Foodcamp, yaitu bootcamp, diikuti sekitar 15 pondok pesantren dan SMK Tata Boga. Para siswa dan santri mengikuti kelas teori dan praktik memasak (cooking class) yang dipandu oleh chef profesional. Program ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas guru dan pendamping, sekaligus mencetak generasi penerus pelaku usaha kuliner halal di Jawa Tengah. Dengan demikian, BI Jawa Tengah tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berperan aktif dalam pengembangan sumber daya manusia di sektor kuliner halal.