Munculnya poros tengah di Pilkada Karanganyar 2024 dengan koalisi PKS, PAN, dan PKB, yang memiliki kekuatan 12 kursi di DPRD, tak membuat PDIP dan Golkar khawatir. Kedua partai besar ini justru melihatnya sebagai upaya untuk meramaikan dan mensukseskan pesta demokrasi di Karanganyar.
Ketua DPC PDIP Karanganyar, Bagus Selo, menyatakan bahwa ketiga partai berhak untuk mencalonkan pasangan bupati dan wakil bupati. Ia juga menegaskan bahwa komunikasi dengan pimpinan ketiga partai tersebut terus terjalin, mengingat mereka juga duduk sebagai anggota DPRD.
"Boleh-boleh saja mereka membentuk koalisi. Kan mereka juga punya hak untuk mencalonkan. Saya justru melihat ini sebagai bentuk kontribusi mereka untuk memajukan Karanganyar," ujar Bagus Selo.
Terkait MoU antara PDIP dan PKB, Bagus Selo menegaskan bahwa MoU tersebut bersifat informal dan bukan sebagai bentuk rekomendasi. Ia juga menekankan bahwa kader PKB yang mendaftar sebagai calon bupati adalah pengurus inti PKB, sehingga perlu adanya MoU.
Senada dengan PDIP, Ketua DPD Golkar Karanganyar, Ilyas Akbar Almadani, juga menyatakan tidak masalah dengan terbentuknya koalisi PKS, PAN, dan PKB. Ia bahkan siap bekerja sama dengan ketiga partai tersebut.
"Semuanya masih dinamis. Karena semuanya berkomitmen untuk Karanganyar maju. Kita siap bekerjasama dengan ketiga partai, tidak ada masalah," tegas Ilyas.
Ilyas juga mengingatkan bahwa Golkar sendiri pernah berkoalisi dengan PKS pada tahun 2013 dan dengan PKB dan PAN pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa Golkar memiliki pengalaman dalam berkoalisi dan siap untuk menghadapi dinamika politik menjelang Pilkada Karanganyar.
Dengan munculnya poros tengah, Pilkada Karanganyar 2024 diprediksi akan semakin menarik dan kompetitif. Namun, baik PDIP maupun Golkar tetap optimis dan siap untuk bersaing secara sehat demi kemajuan Karanganyar.