Dukungan Presiden Prabowo Subianto kepada pasangan calon Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen, menuai kontroversi. Andreas Pandiangan, pengamat politik dari Universitas Katolik (UNIKA) Soegijapranata, menilai tindakan ini sebagai hal baru dan mengkhawatirkan dalam demokrasi Indonesia.
"Presiden ikut campur dalam pilkada, ini hal baru dan sangat bertolak belakang dengan etika politik," tegas Andreas. Ia menilai Prabowo seharusnya membiarkan kontestasi pilkada berjalan tanpa harus ikut turun gunung, mengingat posisinya sebagai Presiden RI.
Andreas juga melihat keterlibatan Presiden sebagai bukti bahwa demokrasi di Indonesia semakin menurun. "Ini menunjukkan adanya satu kekuatan yang ingin menghegemoni seluruhnya," ujarnya.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Pacul Wuryanto, juga menyoroti hal ini. "Kalau Pak Prabowo bukan presiden, tentu ya biasa saja. Tapi yang mengkhawatirkan, beliau ini jabatan di belakangnya Presiden," ungkap Pacul.
Ia menilai, presiden sebagai kepala negara dan pemerintahan harus menjaga nilai demokrasi, bukannya ikut campur dalam pilkada. "Ini perlu dikasih sedikit catatan saja bahwa ada sebuah pelajaran baru demokrasi hari ini," sambungnya.
Dukungan Prabowo, menurut Pacul, akan mengubah konstelasi politik dan strategi pemenangan paslon usungannya, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi.
Sementara itu, Andika Perkasa, calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 1, menegaskan bahwa dukungan Prabowo tidak menjadi ancaman baginya. "Justru kami kan ingin didukung juga," akunya.
Dewan Pembina Tim Pemenangan Ahmad Luthfi-Gus Yasin, Bibit Waluyo, menilai dukungan Prabowo sebagai hal wajar. Ia menekankan bahwa Prabowo memosisikan diri sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, bukan Presiden RI.
"Tidak usah dibesar-besarkan. Masyarakat Jateng bisa menangkap pesan yang disampaikan oleh Prabowo Subianto," tegasnya.
Ahmad Luthfi sendiri menyatakan bahwa dukungan Prabowo diberikan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Gerindra. "Beliau adalah ketua parpol (Gerindra, Red.) pada saat itu hari Minggu ketemu kami dan yang jelas beliau dukung kami," katanya.
Perdebatan mengenai dukungan Presiden Prabowo ini menimbulkan pertanyaan besar tentang arah demokrasi di Indonesia. Apakah ini pertanda semakin melemahnya demokrasi atau hanya strategi politik semata?